KAPITALISME BIROKRASI; KAPITALISME-IMPERIALISMEDAN PROYEK PEMBODOHAN BANGSA!
Tak terbantahkan, kita hidup dalam masyarakat bodoh dan membodohi.
Bodoh adalah masalah tingkat pengetahuan, kesadaran, bahkan juga
tindakan. Tindakan-tindakan bodoh seringkali dilakukan: teror,
kekerasan, tunduk patuh dan ‘manut-grubyuk’, mengulang-ulang kebodohan
dan membuang-buang waktu untuk menjalaninya. Sesuatu yang jelas tak
memberikan manfaat apa-apa selalu diulangi.
Indonesia adalah bangsa yang sakit, tanpa karakter, dan
masyarakatnya sudah terlanjur parah sakit, ada dalam lubang apatisme,
tak mau cari jalan keluar, pasrah dan tunduk—mentalnya, “mental tempe”,
demikian kata Bung Karno. Karena tak ada revolusi di sini, belum ada
revolusi, belum ada penghancuran atas kebodohan dan penyangganya pada
aras material.
Negara yang maju, Jepang, Perancis, Cina, dll, yang memiliki
karakter dan watak progressif pernah mengalami revolusi. Sedangkan
kita? Modernisasi tak lahir dari revolusi kaum modernis menghancurkan
kaum feudal yang watak dan budayanya kuno… modernisasi dicangkokkan
oleh kolonialis. Maka, menahun dan membatu lah alam bawah sadar kuno,
feudal, tua, dan bodoh itu! Kebodohan ini akan menjangkiti terus, jika
tak ada revolusi, tak ada pencerahan massal. Dengan bertahannya
kebodohan ini, bangsa Indonesia akan tertinggal dan akan hilang dalam
sejarah. Sekarang saja tanda-tanda keterbelakangannya kian jauh, dulu
kita lebih maju dari Vietnam, India, dan Malaysia.. Sekarang?
Benar-benar tertinggal jauh di belakang! Bangsa yang sial, karena
masyarakat dan elitnya sakit mental!
PROYEK PEMBODOHAN DAN PENINDASAN Kebodohan tentu bukan muncul dengan
sendirinya, tapi lahir dari kepentingan material pihak-pihak tertentu.
Jadi bukan kebodohan (kondisi), tapi juga ada PEMBODOHAN, upaya sengaja
dan sistematis untuk membuat rakyat, remaja, generasi, dan bangsa
bodoh. Kenapa? Ya agar dapat dibodohi, dipecundangi, dan dimanfaatkan
hanya untuk kepentingan mereka yang membodohi. Jadi ini sistemik. Saya
bicara kapitalisme, di Indonesia berarti kapitalisme semi-feudal!
Kapitalisme adalah sistem yang didominasi pemilik dan penumpuk modal,
baik modal dalam negeri maupun modal luar negeri, baik
kapitalis-birokrat (kabir) maupun kapitalis swasta.
KAPITALIS BIROKRAT (KABIR): persenyawaan antara kepentingan modal
dengan birokrasi, maka lahirlah mafia, markus, dan korupsi—ini penyakit
yang cukup akut pada bangsa kita! Upaya pembodohan adalah dengan sistem
sentralisme birokrasi dan minimnya informasi dan keterbukaan publik,
hingga kesadaran rakyat yang masih rendah hingga takut pada birokrasi.
Pegawai negeri di sini disembah-sembah, juga dicari-cari. Untuk masuk
pada birokrasi dan jadi pegawai negeri, banyak generasi muda yang
dibantu orangtuanya rela keluarkan 85-125 juta rupiah (nyogok, membeli)
agar anaknya jadi pegawai negeri. Ini kapitalisme jabatan. Dan akan
melahirkan kapitalisme birokrasi berupa bagaimana para pegawai yang
eksis karena ‘nyogok’ ini akan mengembalikan modalnya: dengan cara
KORUPSI!
KAPITALIS SWASTA: kapitalis yang tampaknya mandiri dari persenyawaan
birokrasi, tetapi sebenarnya juga tidak. Jumlah mereka kecil dibanding
KABIR, mereka … Lihat Selengkapnyakapitalis yang kreatif, tetapi
sayangnya hanya bekerja di sektor enterteinmen, bisnis perbankan
(jumlahnya sangat kecil), bisnis fulus (pertukaran mata uang), bidang
jasa, dan sangat sedikit yang ada dalam industri manufaktur. Tentu
dengan modal yang tak begitu besar. Ada yang sangat besar, tetapi hanya
dapat dihitung dua atau tiga orang.
KAPITALIS-IMPERIALIS (MODAL ASING): Inilah yang paling mendominasi
bangsa ini, yang menguras habis sumber daya alam dan kekayaan alam kita
mulai minyak, hutan, emas, tembaga, minyak, gas, bauksit, batubara, dan
lain-lain. Dan ini menunjukkan bahwa kita masih dijajah oleh penjajah
asing (imperialisme). Proyek pembodohan muncul/dibuat karena mereka
eksis untuk mencari keuntungan dan menghisap tenaga kerja rakyat
pekerja (buruh, tani, pekerja) yang dibayar murah agar keuntungannya
kian cepat. Indonesia adalah penyedia tenaga kerja (buruh murah) bagi
perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di negeri ini. Indonesia
adalah penyuplai pegawai negeri yang bodoh, tunduk-patuh, koruptif bagi
berjalannya kapitalisme birokrasi. Dan Indonesia adalah pasar
(konsumen) yang rakus sekaligus bodoh, yang remajanya gila belanja,
yang menguntungkan bagi produk-produk swasta dan asing—yang sebenarnya
adalah produk sampah (sisa over-produksi di negara-negara maju). Di
mana hubungan antara pembodohan dan kepentingan menindasnya?
KABIR berusaha akan terus korup, untuk memulihkan modalnya dan untuk
mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari kekayaan negara (uang
rakyat), sehingga mereka akan melakukan:
a. Menutup akses informasi dan keterbukaan kebijakan dan tindakan
birokrasi, mempersulit kontrol oleh rakyat terhadap
kebijakan/pelaksanaan adminstrasi dan distribusi anggaran yang ada.
Menyelesaikan hubungan pemerintahan dengan lobi-lobi dan kadang juga
‘sogok-sogokan’ atau pertukaran kekuasaan. Demi kepentingan ini kadang
juga dilegitimasi dengan peraturan-peraturan pemerintahan, dll.
b. Menimpakan biaya pada rakyat, yang menunculkan pungutan-pungutan
yang seharusnya tidak dibebankan pada rakyat tetapi dilakukan, hasilnya
adalah pelayanan publik yang mahal (komersial) seperti biaya rumah
sakit milik pemerintah yang mahal dan dipenuhi pungutan, biaya mengurus
surat-surat kependudukan yang mahal dan berbelit, dan lain sebagainya.
c. Mencoba membantu munculnya makelar dan jaringan mafia di lembaga
pengadilan, agar kalau mereka bersalah dan ketahuan tindakan korupnya
mereka dapat memanfaatkan keberadaan markus (makelar kasus) itu untuk
menyelamatkannya dari hukuman atas kesalahan yang dilakukannya.
d. Berusaha menularkan budaya korup dan suapnya pada para aktifis
LSM dan jurnalis (wartawan) untuk menciptakan dan mempersempit kontrol
dan tuntutan demokratik dari bawah (rakyat). Kesalahan yang dilakukan
birokrasi pada dasarnya banyak, karena sudah menahun penyakitnya dan
memang amburadul tata pelaksanaannya baik secara administratif maupun
kultur dan manajemennya. Dan tentunya rawan MARK UP dan KORUPSI.
Seharusnya ini melahirkan gerakan ketidakpuasan dari massa sadar dan
massa rakyat demokratik. Tetapi memang muncul oknum aktifis (LSM) dan
jurnalis yang sebenarnya tahu kesalahannya, tetapi hanya akan memainkan
informasi dan isu itu untuk mencari uang. Ini yang membuat bangsa ini
busuk. Birokrasinya busuk, seharusnya memunculkan sentimen rakyat agar
terjadi pembenahan terhadap birokrasi. Tapi karena tuntutan rakyat
sudah DIKANALISASI dan dipersempit oleh para aktifis LSM dan Jurnalis
Salon yang hanya menjadikan informasi lahan untuk mencari “AMPLOP”,
maka rusaklah semuanya. Jadi, proyek penyampaian informasi dan proyek
penyadaran yang seharusnya dilakukan oleh aktifis dan jurnalis itu,
tidak terjadi. LSM dan Jurnalis (wartawan) menjadi kalangan yang ikut
melanggengkan pembodohan itu!
KAPITALISME secara umum hanya mempunyai kepentingan agar modalnya
bertambah dengan keuntungan: Uang diubah jadi komoditas, hasilnya
adalah uang (modal awal) ditambah keuntungan (profit). Tidak ada
kepentingan untuk mencerdasakan atau memberdayakan. Kapitalisme tak
akan menginginkan orang sehat, justru ingin banyak orang sakit, agar ia
mendapatkan keuntungan dari pembuatan dan penjualan obat (farmasi) dan
alat-alat kesehatan. Kapitalisme tak menginginkan generasi pintar,
cerdas, dan berpengetahuan, karena kalau itu terjadi maka tak akan ada
komersialisasi pendidikan dan pengetahuan.
PEMODAL ASING hanya menginginkan negeri ini menjadi wilayah yang
bisa dijadikan pasar dan orang-orangnya hanya menjadi konsumen yang
akan membeli produk-produknya, sekaligus mengalahkan
pesaing-pesaingnya. Karenanya mereka harus memastikan: a. Generasi kita
harus rajin membeli (GILA BELANJA, WORKAHOLIC), menjadi pemuja
produk-produk karena eksistensi diri (kebutuhan palsu, false need) dan
bukan karena kebutuhan sejati. Kebutuhan semu (false need) diciptakan
melalui rayuan iklan yang berbareng dengan rayuan gaya hidup (gaya
bicara, gaya bertingkahlaku, obsesi, harapan, dan kebiasaan lainnya).
Kebutuhan semu membuat mereka membeli bukan karena fungsinya semata,
tapi karena eksistensi diri dan gaya, agar modis, agar “gaul”,
“ngetren”, dll. b. Generasi kita tidak produktif dan budaya ciptanya
rendah, pengetahuan dan ketrampilannya rendah—agar IPTEK (ilmu
pengetahuan dan teknologi) kita rendah dan tumpul. Kenapa? Agar dari
masyarakat kita tidak lagir produk-produk yang bisa menyaingi produk
mereka, bahkan agar masyarakat kita tidak berproduksi sama sekali dan
pada akhirnya kian tergantung dan terbelakang.
Semua proyek pembodohan dan penindasan berjalan seiring. Inilah
wajah bodoh masyarakat kita. Generasi tuanya sudah kuno dan korup, cara
berfikirnya tua dan membantu. Anak-anak muda yang dimasukkan dengan
cara menjijikkan dalam birokrasi juga akan bernasib sama, akan hanya
tunduk, patuh, dan tanpa perlawanan—didesain menjadi generasi yang
cepat tua dan berpikiran dangkal, pragmatis dan oportuinis. Di
masyarakat pasar, generasi juga dibonsai menjadi mandul, tumpul, tidak
produktif-kreatif, dan hanya digembalakan oleh pemilik modal melalui
iklan dan gaya hidup (konsumtif-imitatif): seperti binatang gembala
dihela dan diternakkan oleh para pemilik modal, agar bertelur dan
dibunuh, disembelih, lalu diambil dagingnya untuk dimasak dan disajikan
di atas meja makan dalam pesta para kaum pemodal.
PENTINGNYA PROYEK PENCERDASAN DAN PENYADARAN Sungguh, kita betarung
dalam hidup ini. Kita generasi yang harus siap bertarung, dan kadang
harus mengambil resiko. Memang tak ada yang memahlawankan kita, karena
segala alat-alat dan piranti seremonial dikuasai penguasa, kita tak
dipuja sebagai pahlawan saat kita bertarung—tapi sejarah dan hakekatnya
jelas mencatat kita dalam rahim alam dan kehidupan kelak. Perlawanan
sengit terhadap penindasan dan kebodohan adalah proyek kemanusiaan maha
agung. Generasi muda harus tidak boleh tunduk pada penindasan dan tidak
boleh dibodohi oleh sistem dan penampakan-penampakan yang “gebyar” dan
“glamour” tapi sebeanrnya secara hakiki palsu dan “najis”.Sekarang
adalah tugas kita semua untuk menyusun proyek kemanusiaa melawan
pembodohan. Mari kita diskusikan cara-cara itu, dengan sering berkumpul
dan berjejaring, dengan getok-tular pengetahuan, dengan saling
mengingatkan. Tetapi ada beberapa hal yang saya kira harus kita garap
bersama, menjadi tindakan dan aksi strategis yang harus kita dukung
bersama: – MASYARAKAT PEMBELAJAR (Learning Society)!- BERPIKIR
DEMOKRATIS, TERBUKA, EVALUATIF, DAN MAU MEMPERBAIKI DIRI!- PEMBANGUNAN
MENTAL DAN KARAKTER!- MEMPERTAHANKAN PRINSIP KEBENARAN!- MAU
BERJEJARING, BERKUMPUL, DAN BERORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
DAN WAWASAN DIRI, MENDISKUSIKAN MASALAH-MASALAH BERSAMA, MENINGGALKAN
WATAK EGOIS DAN A-SOSIAL!
Masih banyak jalan menuju Roma! Optimisme terhadap perubahan,
percaya pada kebenaran, dan tidak mudah tergoda, berani memanfaatkan
peluang dan menggunakan tiap kesempatan untuk mengabarkan pada semua
orang bahwa kebenaran dan kemanusiaan masih dapat dicapai—semua ini
akan meyakinkan pada kita bahwa kita akan menjadi subjek sejarah, yang
akan terlibat dalam setiap perubahan! Jika kita berbuat dan bertindak,
kadang memang disalahpahami, terutama dari kepentingan dan cara pandang
yang tidak sama dengan mereka. Ini merupakan bukti, sekali lagi, bahwa
hidup tidak netral, pertarungan nilai dan cara pandang. Kadang kita
harus cuek, tetapi tidak dalam makna yang pasif, kita harus melawan
prasangka-prasangka itu. Kita harus terus maju. Karena kita subjek
sejarah.Kita harus bisa mengalahkan diri sendiri dan potensi-potensi
yang melemahkan diri. Kita harus berani melawan prasangka diri. Lalu
kita harus lawan prasangka orang lain, dengan cara yang cantik dan
bersahaja. Kita harus tetap mengabarkan kebenaran. Kita harus terus
bersayu membicarakan nasib kemanusiaan dan bangsa kita. Kita bangun
karakter dan integritas diri! Kaum Muda bangkitlah, lawan pembodohan
dan penindasan!*** SALAM PERUBAHAN…
By : Dimas Sigit
repost On Ichsan el Jufri Blog’s
repost On Ichsan el Jufri Blog’s
Perubahan kontol kau...pki ya pki..mereka makar..mereka bantai kami ,ya kami bantai
ReplyDeleteKau cuma ngomong teori2 doang, apa kau tau apa yg terjaditer di 65..kau masi bayi anjing
Perubahan kontol kau...pki ya pki..mereka makar..mereka bantai kami ,ya kami bantai
ReplyDeleteKau cuma ngomong teori2 doang, apa kau tau apa yg terjaditer di 65..kau masi bayi anjing