3 Hati, 2 Dunia dan 1 Cinta (3H2D1C)

Sebuah film komedi yang menyoal perbedaan agama segera bisa dinikmati pertengahan tahun ini. Problem sosial yang serius menjadi lumer di layar lebar. 


Anda tentu masih ingat bagaimana nasionalisme bisa dibangkitkan dengan menonton Nagabonar, atau kecintaan terhadap lokalitas dan budaya daerah dengan Laskar Pelangi?
Namun, jarang film-film kita yang mengupas multikulturalisme dan masalah laten perbedaan budaya atau keyakinan. Film, memang sebuah medium efektif dengan cara penyampaiannya yang khas, yang mampu menjadi semacam propaganda sosial.
Sementara, penonton terhanyut oleh narasi film atau terpukau karakter pelakon utamanya.
Kali ini, 3 Hati, 2 Dunia dan 1 Cinta (3H2D1C) yang diproduksi oleh Mizan Production menyorot masalah perbedaan agama. Tentunya, Mizan tak sembarang memilih genre film dan buku yang dirujuk untuk difilmkan. Karena pertimbangan kepekaan tema film tersebut, yang paling tepat adalah film komedi dari buku kocak yang menjadi best seller, The Da Peci Code karya Ben Shohib. Komedi memang menawarkan dua hal yang berbeda menjadi satu: kegetiran atau tepatnya kesediaan untuk menertawakan diri dan cara terbaik untuk tidak membuat orang lain naik darah! Jangan berangan-angan film ini akan seperti gaya noir comedy ala Amerika, karena jelas kita berangkat dari kultur Asia, yang lain sama sekali gaya bertuturnya.
Jenis drama-komedi yang ditawarkan oleh sutradara Benni Setiawan via 3H2D1C ini digarap dengan menghindari gaya slapstick, tapi komedi situasional yang mirip Kejarlah Daku Kau Kutangkap, sebuah film sejenis yang mendapat sukses pasar pada era 1980an.
Layar film menjadi sebuah lelucon yang mengambarkan lanskap budaya Betawi yang “egaliter-luwes” plus budaya Arab yang “religius-kolot” dan bersua dengan kultur Menado yang “religius-kosmopolit”. Maka, Anda bisa bayangkan betapa seru tiga kultur yang bertolak belakang ini “mengaduk-aduk” syaraf ketawa pemirsa.

Pelakon utama dipilih profil pemuda nyentrik berambut kribo yang terobsesi menjadi penyair, Rosid (Reza Rahardian), ikon utama film ini. Ia berkeinginan menjadi seniman besar layaknya almarhum WS Rendra, jadi jangan heran nantinya di film ini karya-karya sang Burung Merak ini kerap dipertontonkan.
Di narasi film, Rosid menginginkan pemberontakan kultural – meski dalam taraf yang dasar, yaitu pemberontakan melawan keinginan keluarga inti – dengan bersikeras berhubungan asmara dengan seorang gadis yang berbeda keyakinan dengan para leluhurnya. Sementara, ada tokoh lain, yaitu gadis yang seiman dengan Rosid dan sedang dipasang oleh keluarganya untuk menjerat sang penyair muda itu.
Untuk menjadikan film ini lebih “hidup”, sang sutradara memanggil para pemain veteran lawas yang kuat seperti Zainal Abidin Domba dan pasangan lama Lenong Rumpi Ira Wibowo dan Robby Tumewu. Tak lupa pula penampilan istimewa dari ustadz Hadad Alwi, sebuah jedah spiritual bagi mereka yang menyukai lagu-lagu ruhani Muslim.
Film kita akhir-akhir ini, terutama film drama, memang memiliki beragam corak untuk dipilih dan ditonton, selain film horor yang tidak bermutu masih saja tampil sebagai menu pendamping.
Kita boleh saja lega, karena penjajagan tema-tema baru film drama dari soal tuturan pendidikan, motivasi hidup dan perjuangan, drama action sampai kisah-kisah heroik buruh migran masih tetap digemari.
Sekarang Anda bisa memilih yang baru, yaitu 2 Dunia dan 1 Cinta sebuah film drama, yang dengan cara kocak dan menghibur membawa problem osial yang seharusnya pelik menjadi lumer di layar lebar.

0 komentar:

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda.