Harga Beras Mahal; Pak Tani Tetap 'KISMIN'

Harga beras dan berbagai bahan pokok lainnya cenderung meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi cuaca ekstrem membuat pasokan sembako tersendat dan membuat semua pihak terbebani. Tak terkecuali para petani.

Siapa yang diuntungkan dari tingginya harga beras dan sembako? Jawabannya, bukan petani. Ketika musim panen tiba, para penggarap sawah dan ladang itu tertunduk lesu, karena mereka meraup keuntungan yang tak seberapa. Berbeda jauh dengan para tengkulak yang tak terpengaruh kondisi.
 
"Kami sulit memenuhi kebutuhan hidup sejak beberapa bulan terakhir," kata Saprudin, petani asal Banten, Rabu (22/12). "Hasil panen kami selalu dibeli dengan harga murah oleh para tengkulak. Padahal, jika yang membelinya Bulog, harganya tentu jauh lebih tinggi."
Saprudin berharap, suatu saat nanti kehidupannya berubah seperti petani di negara lain.

Sementara itu, pemerintah hanya bisa terus berjanji akan lebih memperhatikan nasib petani dengan menerjunkan Bulog jika musim panen tiba. Namun janji hanyalah janji. Indonesia yang dulu dengan bangga menyandang status negeri agraris, kini sedikit demi sedikit mulai menjadi negeri importir beras

0 komentar:

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda.