Mengapa Pembakaran Masjid Tidak Jadi Perhatian Media?


Selama ini, jika terjadi perusakan atau pembakaran gereja, media segera memberitakannya besar-besaran. Namun, jika masjid yang dirusak atau dibakar, mengapa media seolah-olah diam?

Demikian pula dengan sejumlah kasus perusakan dan pembakaran masjid di Sumatera. Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Indonesia sebagaimana dikutip hidayatullah.com, merilis adaya aksi anarkis terhadap beberapa Masjid di Sumatera. Di antaranya;

1. Pembakaran dan perusakan Masjid Nur Hikmah di Dusun Lima Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.
2. Pembakaran dan peusakan Masjid Taqwa di Kelurahan Aek Loba, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.
3. Pembongkaran Masjid Al IKhlas di Jl. Timur No. 23, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.
4. Pembakaran rumah, perusakan masjid dan penganiayaan massif di Jl. Kp Melayu, Selambo, Dusun Tiga, Desa Amplas, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deli Serdang, Medan.
5. Pembakaran Masjid Fii Sabilillah di Jl. Lintas Tobasa, Lumban Lowu, Kabupaten Toba Samosir, Toba Samosir.
6. Pembakaran Masjid Besitang, Desa Selamet, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

Lembaga advokasi ini mendorong pemerintah dan pihak terkait agar mengambil tindakan untuk menghindari gesekan dan bentrok antar umat beragama. Perusakan dan pembakaran tersebut dinilai kuat telah melanggar hak asasi manusia.

Mengapa pemerintah terkesan lamban bertindak dan media diam saja? Ke mana media-media nasional yang selama ini dengan cepat memberitakan perusakan gereja atas nama "membela hak asasi manusia"?[AN/bsb]

0 komentar:

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda.